Kali ini kita akan me-review makanan kucing merek Miglior Gatto rasa Chicken Turkey and Vegetables. Jika diterjemahkan, maka rasanya adalah ayam kalkun dan sayur-sayuran.
Langsung saja, ini penampakan kemasan bagian depan
Dan dibawah ini adalah bentuk dan warna kibble serta informasi nutrisi
Informasi dasar yang bisa kita ambil dari foto-foto di atas adalah sbb:
1. Makanan kucing ini adalah buatan Italia.
2. Proteinnya adalah 30%, lalu serat 2% kemudian sisanya lemak, omega 3, dan omega 6.
3. Dibuat untuk kucing dewasa.
4. Kibble bentuknya berbeda-beda dan agak tidak beraturan.
5. Kibblenya mengandung pewarna.
6. Diperkaya dengan Omega 3 & 6
Nah reviewnya....
Karena kibblenya berwarna-warni maka pertama sekali saya akan membahas tentang hal ini.
Saya tidak pernah suka melihat warna-warni dalam dry food (makanan kering). Mengapa? Karena hal ini menunjukkan adanya bahan kimia yang digunakan sebagai pewarna. Kita tidak akan tahu pewarna yang dipakai adalah pewarna menurut standar negara mana dan sampai mana standar itu. Apakah benar aman atau mungkin dulunya aman tapi sekarang sudah dianggap berbahaya.
Tentunya kita sudah tahu bahwa untuk makanan manusia saja di Indonesia ada orang-orang tidak bertanggung jawab yang menggunakan pewarna Rhodamine B (pewarna merah) untuk mewarnai makanan terutama kerang-kerangan supaya warnanya lebih menarik. Rhodamine B DULUNYA boleh dipakai sebagai pewarna makanan, tetapi sudah dilarang sejak tahun 1985 oleh peraturan menteri kesehatan. Mengapa? Karena karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dan banyak sekali efek samping lainnya yang dapat dicari melalui mbah google.
Nah kembali ke laptop :p, bagaimana dengan pewarna makanan pada makanan hewan? Apakah kita dapat memastikan bahwa pewarna yang dipakai pasti aman? Untuk makanan basah saya tidak terlalu mempermasalahkannya, tetapi untuk makanan kering JELAS hal ini harus menjadi perhatian.
Mengapa? Pada makanan kaleng/basah, gizi makanan tersebut masih banyak tetapi pada makanan kering, karena proses pembuatannya (ada yang melalui proses extrusi, mungkin ada juga yang dipanggang) sudah banyak sekali zat-zat gizi yang hilang. Jika ditambah lagi dengan pewarna, maka biasanya bahan kimia itu bereaksi terhadap panas ketika pemrosesannya (dan umumnya bahan-bahan ini berpotensi menjadi karsinogen/zat penyebab kanker. Hal ini sama seperti bagian hitam gosong pada makanan yang dipanggang misalnya sate, itu adalah karsinogen). Adakah dari kita yang menginginkan hewan peliharaan kesayangan kita terkena kanker? Saya kira tidak. Ini sebabnya saya tidak suka melihat dry food yang berwarna-warni. DAN HARAP DIINGAT, warna-warni itu bagus HANYA bagi mata kita sebagai pemilik, BUKAN bagi hewan peliharaan. Bagi hewan peliharaan umumnya yang mereka utamakan adalah BAU MAKANAN BUKAN WARNA atau BENTUKNYA, jadi dry food berwarna itu adalah strategi untuk menarik pembeli manusia BUKAN untuk kebaikan hewan peliharaan.
Untuk bentuknya yang tidak beraturan, menurut saya tidak terlalu masalah bagi kitten, tapi tingkat kekerasan dry food ini benar-benar untuk adult. Dan apakah kucing saya suka? Jelas, karena bau makanan kucing seperti ini lebih kuat dari makanan kucing kiloan. Ingat, yang paling penting bagi kucing adalah bau makanan bukan rasanya atau warnanya.
Kesimpulannya:
Saya tidak menyarankan membeli makanan kucing dry food yang berwarna-warni. Warna alami dry food adalah kecoklatan dan hal ini diakibatkan oleh proses pembuatannya(seperti kita kalau memanggang adonan kue, setelah kecoklatan baru kita anggap matang). Jadi selain dari warna tersebut, kita sebagai pemilik harusnya berpikir, apakah pewarna makanan ini baik untuk kucing saya atau tidak. Mungkin saja si kucing suka, tetapi jika pada akhirnya setelah beberapa waktu, kucing kita sakit berat gara-gara makanan itu, bagaimana dong? Di forum Pakistan pernah ada yang membicarakan masalah makanan kucing M** yang diklaim menyebabkan kanker pada kucing. Ada kemungkinan hal ini diakibatkan oleh pewarnanya tapi saya tidak punya kapasitas untuk memastikan hal ini.
Sekian artikel kali ini semoga bermanfaat bagi yang membacanya.
No comments:
Post a Comment